PMat Goes to School: Belajar dengan Artificial Intelligence
Yogyakarta, 2 Januari 2025. Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Ahmad Dahlan kembali menyelenggarakan agenda PMat Goes To School. Pada kesempatan ini, PMat kembali mengunjungi SMK Muhammadiyah 1 Playen yang bertempat di Jl. Jogja – Wonosari, Dusun Siyono Wetan Kalurahan No.Km. 3, Logandeng, Kapanewon Playen, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Berbeda dengan kunjungan sebelumnya, PMat kali ini membawa pemateri yang tidak kalah hebat yaitu Anggit Prabowo, M.Pd.
Segenap peserta didik kelas 11 dan 12 menghadiri pelatihan dengan tema “Belajar dengan Artificial Intelligence” ini. Sambutan Kepala Sekolah mengawali kegiatan ini dan langsung masuk ke acara inti yaitu pemaparan materi oleh Anggit Prabowo, M.Pd.
Baca Selengkapnya: PMat Goes to School: Media Pembelajaran Terkini
Perkembangan Revolusi Industri di Dunia
Dunia sekarang berada di era society 5.0. Melihat lebih jauh pada saat revolusi industri 1.0 (tahun 1784), saat itu dunia masih mengandalkan penggunaan mesin uap dalam industri. Selang 1 abad setelahnya, tahun 1870 menandakan masuknya dunia pada revolusi industri 2.0. Hal ini ditandai dengan mulai berkembangnya penggunaan mesin produksi massal bertenaga listrik/minyak. Kemudian pada tahun 1969 mulai populer penggunaan teknologi informasi dan mesin otomasi yang menjadi ciri khas mulainya revolusi industri 3.0. Mesin-mesin yang sudah canggih tersebut akhirnya mulai terintegrasi dengan jaringan internet pada awal tahun 2000-an, sampai akhirnya kita mengenal revolusi industri 4.0 pada tahun 2011. Teknologi informasi semakin berkembang seiring dengan berjalannya waktu, hingga pada 2019 kita memasuki revolusi industri 5.0 atau yang kita kenal sebagai era society 5.0. Era ini memiliki tujuan untuk melibatkan manusia yang bekerja bersama teknologi canggih dan robot bertenaga AI untuk meningkatkan proses di tempat kerja.
Terkait Artificial Intelligence
Kecerdasan buatan (AI) adalah teknologi yang memiliki kemampuan pemecahan masalah layaknya manusia. AI sangat dekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Seperti contoh google yang kita gunakan untuk mencari informasi, media sosial yang kita gunakan untuk terhubung dengan teman, hingga fitur face unlock sebagai pengaman di gawai kita. Masih belum banyak orang yang tahu, bahwasannya google menggunakan search engine bertenaga AI untuk mencari informasi dengan cepat. Media sosial juga menggunakan algoritma serta face unlock menggunakan biometric verification yang sama-sama menggunakan AI.
Kelebihan Artificial Intelligence antara lain:
- Mampu memangkas waktu untuk menyelesaikan pekerjaan
- Dapat menghemat biaya untuk tenaga kerja dan meningkatkan produktivitas
- Dapat menyajikan hasil pekerjaan yang konsisten
- Dapat memberikan layanan sepanjang waktu 24/7
Serta kekurangannya antara lain:
- Pengembangan Ai membutuhkan biaya yang mahal dan memerlukan keahlian teknis yang mendalam
- Ketergantungan berlebihan
- Ketidakmampuan untuk Berpikir Kritis dan Kreatif
- Berpotensi mengurangi pekerjaan manusia, sehingga dapat meningkatkan pengangguran
Dalam bidang pendidikan matematika, berbagai macam AI sangat berguna untuk membantu peserta didik menyelesaikan soal yang berkaitan dengan matematika. Mulai dari ChatGPT, photomath, serta mathway sangat populer di kalangan muda.
“Gunakan AI secara bijaksana,” kata Anggit Prabowo, M.Pd.
H.Bintang Wafi