UAD Kembali Menggelar Pelatihan untuk Staf dan Karyawan
Yogyakarta-Pelatihan Peningkatan Kapasitas SDM UAD dalam Usaha Pengurangan Resiko Bencana Berbasis Kampus. Pelatihan ini merupakan kerjasama antara PSDM UAD, PSMPB UAD dan Divisi Pengurangan Risiko Bencana MDMC PP Muhammadiyah. Kegiatan ini dilaksnakan pada Selasa-Rabu, 29-30 Januari 2019 di Lantai 10 Kampus IV UAD. Pelatihan ini dibuka oleh Rektor UAD Dr. H. Kasiyarno, M.Hum pada hari pertama dan Dr. H. Muchlas, M.T. pada hari kedua. Kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan kepada setiap staf, satpam dan dosen bahkan seluruh keluarga besar Universitas Ahmad Dahlan untuk sadar dan tanggap bencana yang bisa kapan saja terjadi.
Kegiatan ini dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama yaitu pengenalan tentang kebencanaan di Indonesia dan sesi kedua praktik tentang menangglangi bencana yang sekiranya dapat mengancam Kampus UAD. Peserta pelatihan diminta untuk menganalisis bencana yang bisa saja terjadi di sekitar Kampus yang dimiliki oleh UAD. Dari beberapa diskusi kemungkinan bencana yang bisa terjadi adalah Gempa Bumi, Angin Puting Beliung, Kebakaran, Erupsi Merapi, Tsunami dan Konflik Sosial. Setelah mengetahui bencana yang mengancam lingkungan kampus maka peserta diminta untuk menganalisis bagaimana cara mengatasi dan mengevakuasi setelah terjadi bencana.
Pada materi pertama diberikan sejumlah titik-titik rawan bencana baik di Indonesia ataupun di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Setelah diamati, ternyata di Daerah Istimewa Yogyakarta terdapat Lempeng Cesar yang bisa sewaktu-waktu bergerak dan mengakibatkan gempa bumi dan longsor bahkan bisa terjadi Likuifaksi.
Ada sebuah lagu yang diberikan untuk para peserta. Lagu tersebut dengan nada Satu-satu, liriknya sebagai berikut.
Kalau ada gempa, Lindungi kepala
Kalau ada gempa, Sembunyi di bawah meja
Kalau ada gempa, Jauhilah Kaca
Kalau ada gempa, lari ke tempat terbuka
Maksud lagu di atas adalah ketika terjadi sebuah gempa maka dibagi menjadi dua posisi. Posisi pertama yaitu ketika gempa berlangsung tindakan pertama yang dilakukan adalah tidak lari. Karena berdasarkan pemaparan bapak Budi Santosa korban gempa banyak yang meninggal dikarenakan lari ketika gempa terjadi. Maka yang bisa dilakukan saat gempa berlangsung adalah melindungi kepala dan mencari tempat perlindungan terdekat seperti di bawah meja. Hindari tempat yang terbuat dari kaca. Setelah gempa selesai, maka segera mencari tempat yang aman misalnya di tempat terbuka. Begitulah kurang lebih pemaparan dari Pemateri kedua oleh Bapak Budi Santoso.
Setelah memahami proses tersebut, peserta pelatihan diminta untuk mempraktekan simulasi bencana apabila gempa bumi terjadi di Kampus. Tindakan yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut.
- Staf dan Karyawan beserta Pejabat tidak diperkenankan untuk tidak mendahului untuk meninggalkan tempat.
- Setelah gempa selesai Satpam dan beberapa staf menyisir semua ruangan dan mengevakuasi korban beserta aset penting
- Setelah semua proses selesai, satpam atau koordinator yang bertanggung jawab melaporkan kepada Petinggi Universitas untuk dihitung korban dan jumlah kerugian yang terjadi.
- Setelah kondisi benar-benar aman Staf dan Karyawan bisa pulang diawali yang sudah berkeluarga terlebih dahulu.
Semoga dengan adanya pelatihan ini, Staf dan Karyawan Universitas Ahmad Dahlan mendapatkan ilmu tentang kebencanaan. Selain itu, diharapkan semua keluarga besar Universitas Ahmad Dahlan bisa menjadi garda terdepan untuk bisa membantu sesama dalam menanggulangi Bencana yang terjadi kapan saja.