Sosialisasi Kurikulum 2013 Revisi 2017 dan RPP terkini Matematika SMP dan SMA
Yogyakarta-Pendidikan Matematika FKIP UAD menyelenggarakan Sosialisasi Kurikulum 2013 Revisi 2017 dan RPP terkini mata pelajaran matematika SMP dan SMA dengan menghadirkan Pengawas Pendidikan Propinsi DIY, yaitu Suwito, M.Pd, dan Drs. Amik Setiaji, M.Pd pada Rabu, 21 Februari 2018 bertempat di Ruang 303 Kampus 4 UAD. Acara ini dihadiri oleh semua dosen dosen di lingkungan prodi pendidikan matematika.
Dari pemaparan materi, Secara singkat terdapat empat poin perubahan yang dimiliki Kurikulum 2013 Revisi dibandingkan kurikulum asli. Empat poin tersebut terletak dalam:
1. Tanggung Jawab Penilaian Kompetensi Spiritual dan Sosial
Apabila di dalam Kurikulum 2013 setiap guru mata pelajaran wajib melakukan tes dan menilai kompetensi spiritual dan sosial murid dalam konteks mata pelajaran, maka dalam Kurtilas revisi tanggung jawab tes dan penilaian hanya diampu oleh guru Agama (Kompetensi Spiritual) dan Budi Pekerti (Kompetensi Sosial). Guru mata pelajaran cukup mencantumkan laporan pendekatan belajar kompetensi tersebut di dalam mata pelajaran terkait.
2. Koherensi Kompetensi Inti
Efek berantai dari poin satu adalah Kompetensi Inti menjadi lebih koheren dengan Kompetensi Dasar mata pelajaran. Dengan kompetensi inti yang lebih koheren, kembali guru mata pelajaran terkait dikurangi bebannya sehingga dapat lebih fokus kepada penguasaan materi dan kompetensi yang memang sesuai dan berbasis mata pelajaran, sembari tetap menyisipkan karakter-karakter mulia di dalam praktik pengajaran.
3. Membuka Ruang Kreatif bagi Guru
Rantai efek selanjutnya dari poin satu dan poin dua adalah, guru menjadi lebih fleksibel, lentur, dan leluasa merancang ragam pendekatan dan materi ajar. Tumpang tindih antara KD Mata Pelajaran, KI Spiritual dan Sosial, berikut pendekatan 5 M (mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, dan mencipta) kerap memaksa guru kembali menghamba kepada buku paket Kurtilas. Diharapkan dengan revisi poin 1 dan poin 2 membuka keran kreativitas guru dalam merancang pendekatan ajar.
4. Keluasan Taksonomi Kemampuan Peserta Didik
Pada Kurtilas edisi awal taksonomi, yang mengadopsi Bloom dibatasi per jenjang, hanya sampai memahami untuk SD, menerapkan dan menelaah untuk SMP, dan mencipta untuk SMA. Kini taksonomi tersebut secara utuh diterapkan di seluruh jenjang. Jadi sangat dimungkinkan untuk seorang peserta SD dengan potensi dan bimbingan yang tepat dapat saja mencapai tataran penciptaan di dalam praktik belajar.