PELATIHAN DAN WORKSHOP DESAIN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK BAGI GURU MATEMATIKA SD MUHAMMADIYAH SE-KOTA YOGYAKARTA
Yogyakarta- 16 April 2018. Pendidikan Matematika Universitas Ahmad Dahlan mengadakan kegiatan pengabdian berupa pelatihan desain pembelajaran pendidikan matematika realistik bagi guru matematika SD Muhammadiyah se-Kota Yogyakarta. Kegiatan ini dilakukan pada Sabtu tanggal 10 Februari 2018 yang dimulai dengan acara pembukaan oleh ketua Majelis Dikdasmen Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Yogyakarta (PDM Kota Yogyakarta), yaitu Dr. H. Ariswan, M.Si., DEA. Pada saat pembukaan, dilakukan pula penandatanganan MoU kerjasama antara program studi pendidikan matematika UAD dengan Majelis Dikdasmen PDM Kota Yogyakarta. Pesan dari belaiu yaitu bahwa pelatihan-pelatihan seperti ini perlu dilakukan lebih sering untuk meningkatkan kualitas pendidikan di lingkungan sekolah Muhammadiyah.
Pelatihan ini sebenarnya terdiri dari tiga kegiatan yaitu 1) seminar Pendidikan Metmatika Realistik yang disampaikan oleh narasumber Aan Hendroanto, S.Pd., M.Sc. dan 2) Workshop desain pembelajaran yang dibersamain oleh Fariz Setyawan, M.Pd. Kegiatan ketiga yaitu implementasi desain yang telah dibuat oleh peserta yang rencananya akan dilakukan pada bulan Mei 2018 mendatang di dua sekolah dengan dua guru model berbeda yaitu Ibu Rizqi Roos A.P. dari SD Muhammadiyah Sapen dan Ibu Hapsari Wulandari dari SD Muhammadiyah Danunegaran. Kegiatan ini sendiri diikuti oleh 31 peserta guru matematika dari 36 SD muhammdiyah yang diundang oleh panitia. Secara umum kegiatan berlangsung dengan lancar dan peserta terlihat antusias dalam mengikuti pelatihan.
Berdasarkan penuturan dari TIM pelaksana, kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan matematika khususnya di lingkungan sekolah Muhammadiyah Kota Yogyakarta melalui implementasi pendidikan matematika realistik. Apalagi karakteristik pendidikan matematika realistic atau Realistic Mathematics Education (RME) ini sangat sesuai dengan kurikulum 2013 dan tuntutan pembelajaran abad 21. Melalui RME pula, diharapkan kemampuan literasi matematik siswa khususnya di sekolah Muhammadiyah semakin meningkat. Untuk mendukung hal ini, maka guru perlu diberikan pelatihan bagaimana merancang atau mendesain pembelajaran RME yang baik.
Berdasarkan survey terhadap guru sebelum kegiatan berlangsung memang ditemukan beberapa kendala yang guru alami ketika akan menimplementasikan RME. Beberapa dianataranya yaitu 1) RME membutuhkan waktu yang lebih banyak untuk diimplementasikan dibandingkan dengan pembelajaran konvensional, 2) RME memerlukan banyak media dimana guru sering kerepotan dalam menyiapkannya, dan 3) belum memahami secara mendalam karakteristik pembelajaran RME. Oleh karena itu, pelatihan ini cukup tepat untuk dilakukan. Menurut pengakuan peserta, pelatihan seperti ini sangatlah baik dan perlu dilakukan lagi di masa-masa mendatang, terutama bagi guru di lingkungan Muhammadiyah. (AH)