Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika UAD Belajar Tren Penelitian Pendidikan Matematika
“Saya selalu mempercayai mahasiswa bimbingan (skripsi) saya. Mengapa? Karena penelitian itu kegiatan yang mengandung kebenaran. Jadi, walaupun masih (berada pada jenjang) S1, hendaknya mahasiswa melaksanakan penelitian dengan penuh kejujuran”.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Prof. Y.L. Sukestiyarno, Ph.D. dalam kegiatan pelatihan penyusunan proposal skripsi yang diselenggarakan oleh Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Ahmad Dahlan, Sabtu (27/4), bertempat di Aula Masjid Islamic Center UAD, Daerah Istimewa Yogyakarta. Guru besar di bidang Statistika dari Universitas Negeri Semarang tersebut menyampaikan tren topik-topik penelitian pendidikan matematika serta menitikberatkan pada penelitian kuantitatif dan mixed-method.
Selain menghadirkan Prof. Sukestiyarno, program studi pendidikan matematika UAD juga menghadirkan Dr. Wahyu Setyaningrum, pakar penelitian kualitatif dari Universitas Negeri Yogyakarta. Lulusan University of Dundee, United Kingdom, itu turut memberikan wawasan bahwa penelitian kualitatif juga memiliki peranan yang penting dalam pengembangan keilmuan di bidang pendidikan matematika.
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika UAD memang membutuhkan penyegaran baik dalam metode maupun topik penelitian. Hal itu disampaikan oleh Ketua Program Studi Pendidikan Matematika UAD, Uswatun Khasanah, M.Sc., dalam sambutan beliau mengawali kegiatan pelatihan. Topik-topik skripsi hendaknya selalu berkembang dari tahun ke tahun dan sejalan dengan kebutuhan zaman. Mahasiswa tidak boleh hanya sekadar mendaur ulang gagasan-gagasan kakak kelas mereka yang berakibat wawasan mahasiswa menjadi terbatas. Pelatihan ini diharapkan mampu memberikan wawasan dan memantik kreativitas mahasiswa untuk mengeksplorasi ide-ide penelitian yang belum pernah dikembangkan dalam penelitian skripsi mahasiswa, ungkap beliau.
Selain memberi wawasan mengenai tren penelitian, kedua narasumber juga memberikan tips bagaimana menyusun proposal penelitian yang berkualitas. Dalam menyusun latar belakang, misalnya, mahasiswa hendaknya mampu menemukan kesenjangan antara kondisi ideal yang seharusnya terjadi pada setting penelitian mereka dengan kenyataan di lapangan yang masih jauh dari ideal. Penemuan kesenjangan tersebut merupakan modal dasar dalam menentukan masalah penelitian.
Antusiasme Peserta
Tidak kurang dari 138 mahasiswa semester 6 dan 15 dosen pembimbing skripsi mengikuti kegiatan pelatihan ini sejak pagi hingga acara berakhir. Baik mahasiswa maupun dosen antusias menyampaikan pertanyaan perihal permasalahan yang sering muncul baik selama penelitian berlangsung maupun dalam pengolahan data penelitian. Salah satu pertanyaan yang cukup menarik disampaikan oleh peserta mengenai objek pengujian normalitas. Ada buku yang menyebut bahwa objek yang diuji normalitas adalah error, sedangkan buku yang lain menyebutkan bahwa objek pengujian normalitas adalah variabel. Menanggapi hal ini, narasumber menjelaskan bahwa pada dasarnya, error merupakan variabel acak yang terdistribusi normal, dan diperoleh dari variabel yang merupakan hasil pengukuran. Namun demikian, data error tidak pernah diketahui oleh peneliti, melainkan hanya pendekatannya saja. Sehingga, pada akhirnya yang diterapkan uji normalitas adalah variabel dependen (Y) atau selisih antara variabel dependen dengan rataannya. Keduanya akan menghasilkan kesimpulan yang sama. Berbagai pertanyaan berikutnya terus bermunculan hingga sesi harus berakhir pada waktu dzuhur tiba.
Kejujuran dalam Penelitian
Ketika disinggung mengenai penggunaan alat bantu dalam analisis data, narasumber menyampaikan pendapat yang cukup menarik. Beberapa program studi pendidikan matematika melarang penggunaan alat bantu analisis data yang terbilang cepat saji, misalnya SPSS, setidak-tidaknya karena dua alasan, yaitu mahasiswa dikhawatirkan tidak memahami proses penghitungan jika menggunakan software olah data cepat saji, dan membuka celah bagi pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab untuk memanipulasi data. Alasan-alasan tersebut dapat dipahami mengingat mahasiswa pendidikan matematika hendaknya memahami setiap proses hitungan untuk memperoleh statistik tertentu dalam pengujian hipotesis. Namun demikian, terhadap alasan yang kedua, narasumber juga berpendapat bahwa beliau selalu mempercayai mahasiswa bimbingan skripsinya. Beliau beralasan bahwa penelitian itu merupakan kegiatan yang mengandung kebenaran. Jadi, walaupun masih berada pada jenjang S1, hendaknya mahasiswa melaksanakan penelitian dengan penuh integritas dan kejujuran (AI).