Mahasiswa Pendidikan Matematika UAD Peroleh Best Paper pada South East Asia Design Research (SEA-DR 2019)
Berawal dari kecintaanya dengan dunia menulis, Irma Risdiyanti, gadis kelahiran Kulonprogo, salah satu mahasiswa Pendidikan Matematika Universitas Ahmad Dahlan, yang akrab disapa Irma ini mendapatkan penghargaan sebagai student Best Paper pada Konferensi Internasional SEA-DR ke 7 (25-28 Juli 2019) bertempat di Universitas Sanata Dharma. Sejak berada di bangku SMP, Irma Risdiyanti sudah menekuni dunia tulis menulis, dengan mengikuti KIR(Karya Ilmiah Remaja). Berlanjut hingga SMA, kegiatan riset dan investigasi gemar dilakukan, dan di bangku kuliah Irma pun bergabung ke sebuah UKM(Unit Kegiatan Mahasiswa) Pers Mahasiswa POROS UAD yang turut andil membangun nalar kritis dan kepekaan terhadap permasalahan yang ada di sekitar, menambah ilmu, dan mengasah keterampilannya dalam menulis.
Selain menuilis, Irma adalah sosok yang sangat mencintai seni budaya. Terbukti dari beberapa riset dan karya tulisnya yang bertajuk budaya Jawa, seperti : batik, permainan tradisional, serta primbon jawa. Tahun ke-3 di UAD, matakuliah Metode Penelitian Pembelajaran Matematika menjadi awal pertemuannya dengan Dr. Rully Charitas Indra Prahmana Saragih, S.Si., M.Pd., , dimana ia banyak berdiskusi dengan beliau mengenai pendidikan. Gadis yang juga bergabung di UKM Musik ini pun tertarik untuk melakukan eksplorasi matematika dalam perspektif budaya (etnomatematika), sehingga bersama-sama membuat paper mengenai batik “Ethnomathematics : Exploration in javanes culture”, yang kemudian dipresentasikan di AD INTERCOME (Ahmad Dahlan International Conference on Mathematics and Mathematics Education) yang pertama di tahun 2017.
Kemudian, pada November 2017, ia kembali mengikuti konferensi di UST Yogyakarta “Etnomatematika : Eksplorasi dalam permanan tradisional jawa” yang mana paper tersebut lalu dipublikasi di jurnal Medives, IKIP Veteran Semarang. Hasil publikasi tersebut pun digunakan sebagai dasar skripsinya mengenai design research dengan etnomatematika sebagai konteks pembelajaran. Konferensi Internasional kembali diikuti pada bulan Februari, South East Asia Design Research (SEA-DR) 2018 ke-6 yang digelar di Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh. Paper yang dipresentasikan kala itu adalah hasil skripsinya sendiri.
Sekitar bulan Mei-Juni 2019, Irma kembali melakukan penelitian tentang desain pembelajaran pola bilangan dengan konteks uno dan cerita wayang Baratayudha, kemudian hasil penelitian ini digunakan pada paper yang dipresentasikan di Konferensi Internasional ke-7 South East Asia Design Research (SEA-DR) 2019 di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang awalnya pun tidak sengaja untuk memasukkan papernya dalam kategori best paper. Paper tersebut berupa inovasi penggabungan matematika dengan budaya. Menggunakan konteks cerita perang Baratayudha yaitu perang saudara antara Pandhawa lima dengan Kurawa untuk memperebutkan tahta. Dalam perang tersebut, Pandhawa membangun sebuah benteng pertahanan di Kurusethra (area peperangan dalam perang Baratayudha) yang akhirnya hancur saat terjadinya perang, dan kini menjadi puing-puing. Pada desain pembelajaran tersebut, siswa diajak menjadi detektif yang seolah-olah menemukan puing-puing benteng yang dibuat Pandhawa. Kemudian mencoba untuk membangun ulang bangunan tersebut dengan menggunakan clue yang mereka dapatkan dari cerita, yang pada saat disusun kembali, batu bata benteng tersebut membentuk suatu pola bilangan. Dalam membangun kembali benteng tersebut, siswa memanfaatkan uno stock yang dianggap sebagai batu bata penyusun benteng.
Pembelajaran di sekolah yang hanya mengajarkan rumus tanpa dihubungkan dengan kehidupan nyata dan budaya yang ada di lingkungan siswa, membuat siswa tidak mengerti apa kegunaan mempelajari matematika, hingga memunculkan anxiety mathematics pada siswa. Hal itu menggerakkan Irma untuk berusaha berkontribusi melakukan suatu perubahan dalam pendidikan matematika dengan cara membuat desain pembelajaran, yang kemudian dipresentasikan ke publik melalui konferensi dan publikasi jurnal. Sejalan dengan hal tersebut, Irma berusaha untuk menjadi problem solver dengan harapan, khalayak umum terutama guru dan peneliti, mengawali belajar matematika dari konteks yang ada di kehidupan sehari-hari. Sehingga, siswa dapat lebih merasakan kegunaan matematika dalam kehidupan. “Sebaik-baiknya orang adalah yang bermanfaat bagi orang lain, aplikasikan ilmu yang kita miliki dengan inovasi” kata gadis yang merasa cukup prihatin dengan paradigma kuliah saat ini dimana mahasiswa hanya mencari nilai.
Irma mengungkapkan bahwa dalam pembuatan skripsi sebaiknya dimulai dari permasalahan yang ada di sekitar, sehingga hasil skripsi dapat memberikan impact yang bermanfaat. “Niat awal skripsi saya, ingin memperjuangkan adanya perbaikan atau perubahan di pendidikan matematia.. dan memang segalanya innamal a’malu bin niyah, semua tergantung pada niat. Sehingga hasil skripsi saya, bisa saya presentasikan di Konferensi Internasional, yang mana menjadi tempat saya memperjuangkan gagasan desain saya, agar diketahui oleh publik “ sehingga jangan asal untuk mencari judul. Irma yang kini bekerja di LBH Yogyakarta ini, berpesan agar kampus bisa mendorong dan memfasilitasi mahasiswa untuk dapat melakukan riset. “Masa menjadi mahasiswa perbanyak berkarya, dimana hal itu juga merupakan modal sosial untuk memperbanyak relasi dan pengetahuan, yang mana akan bermanfaat untuk diri kita kedepannya”. Di akhir kesempatan, Irma mengucapkan banyak terimakasih kepada Dr. Rully Charitas Indra Prahmana Saragih, S.Si., M.Pd., juga UKM POROS UAD yang mempunyai peran begitu besar dalam berproses menjadi dirinya hingga saat ini.