Kuliah Tamu Dengan Dr. Jaelani
Yogyakarta, 30 Oktober 2024
Kuliah Tamu yang di adakan oleh Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Ahmad Dahlan. Kuliah Tamu ini memiliki tema “A Critique of Nelsen’s Theorem, 2007” dengan mengundang Dr. Jaelani, beliau adalah dosen pendidikan matematika dari Universitas Muhammadiyah Makassar. Kegiatan ini bertempat di Educator Hall Kampus 4 Universitas Ahmad Dahlan pada hari Rabu tanggal 30 Oktober 2024. Pada kegiatan dihadiri juga oleh dosen-dosen program studi pendidikan matematika, seperti Prof. Dr. Hardi Suyitno, M.Pd., Dr. Puguh Wahyu Prasetyo, M.Sc., Drs. Uus Kusdinar, M.Pd., Dra. Sumargiyani, M.Pd., Dra. Widayati, M.Sc.
“Terimakasih kepada bapak Dr. Jaelani yang telah bersedia hadir pada kesempatan kali ini. Semoga dengan kuliah tamu ini membawa keberkahan untuk kita semua, dan juga semoga ilmunya dapat bermanfaat bagi kita semua.” Sambutan dari Dr. Puguh Wahyu Prasetyo, M.Sc. selaku ketua program studi pendidikan matematika yang membuka acara kuliah tamu.
Rima Aksen C., M.Pd. dosen pendidikan matematika yang bertugas menjadi moderator pada kuliah tamu menemani Dr. Jaelani sebagai narasumber. Sebelum memulai acara, Bu Rima mengajak peserta untuk melakukan senam otak terlebih dahulu.
Ringkasan Materi
Teorema Straffin pada segitiga siku-siku abc untuk mencari r=axb/a+b+c dan teorema nelsen 2002 r=(a+b+c)/2 hal ini dapat di cari melalui lingkaran dalam segitiga. Teorema Nelson, 2007 mengemukakan bahwa “The Area K of a right triangle is aquel to the product of the lengths of the segment of the hypotenuse determined by the point of tangency of the inscribed circle.”
Mengapa Dr. Jaelani bantah, luas daerah segitiga menurut nelsens 2007. Luas daerah segitiga dapat di temukan melalui hasil kali x dan y. Kelemahan pada teori nelsen adalah materi segiempat lebih dulu di pelajari daripada segitiga. Bertentangan dengan definisi genetik bangun segi empat itu sendiri. Kelemahan lainnya ialah: (1) Bukti tersebut mengindikasikan bahwa materi segiempat lebih dahulu di pelajari daripada materi segitiga. Hal ini bertentangan dengan definisi genetik bangun-bangun segiempat itu sendiri yang di bentuk berdasarkan sifat-sifat segitiga, misal “trapesium adalah bangun segiempat yang terjadi jika suatu segitiga dipotong garis yang sejajar dengan salah satu sisinya.” (2) Bukti dalam geometri di anggap kurang valid bila dan hanya bila berdasarkan representasi gambar (Suhartono, 2007), dan (3) Bukti yang di tawarkan Nelsen, 2007 berlaku baik pada segitiga siku-siku (khusus sisi miring) namun tidak berlaku baik terhadap hasil kali panjang segmen-segmen sisi tegak segitiga siku siku yang di tentukan oleh titik singgung lingkaran dalam segitiga dan menuai pertanyaan bagaimana teorema (Nelsen,2007) berlaku pada segitiga lancip maupun segitiga tumpul?
Simpulan
Meskipun ada sedikit perbedaan, secara substansial tidak ada perbedaan dalam teori yang telah di sampaikan oleh beberapa ahli. Ini berarti bahwa ketika ada teori baru yang muncul seiring dengan perkembangan zaman, itu tidak berarti bahwa teori sebelumnya langsung tidak relevan, melainkan kedua teori tersebut dapat saling mendukung.
“Apakah di jelaskan bahwa teori Nelsen’s ini hanya bisa di pakai untuk segitiga siku-siku? Jika tidak berarti tidak sepenuhnya teori tersebut salah. Saran dari saya bapak ketemu dengan Nelsen dan bicara dengan Nelsen untuk menamai rumus ini sebagai Nelsen Jaelani.” Komentar yang di berikan oleh Dr. Uus Kusdinar pada saat Dr. Jaelani selesai memaparkan materi.
IAR