Dari Soal yang Terlambat sampai Lembar Jawaban Fotokopian
Amburadul. Baru dua hari Ujian Nasional (UN) 2013 berlangsung, masalah terus bergulir. Tak hanya persoalan pada naskah soal, masalah juga terjadi pada masalah Lembar Jawab Ujian Nasional (LJUN).
Distribusi naskah soal yang semrawut mengakibatkan kekurangan dan keterlambatan kedatangan naskah soal. Di sejumlah daerah juga mengalami soal yang tertukar di beberapa sekolah. Sementara itu, siswa di sejumlah daerah juga mengeluhkan lembar jawaban yang tipis dan sebagian lagi harus menuliskan jawaban di lembar jawaban fotokopian.
Sekretaris Jenderal Federasi Guru Independen Indonesia (FGII), Iwan Hermawan, mengatakan bahwa dengan kondisi seperti ini UN tahun ini merupakan sebuah kemunduran besar.
“Ada yang pakai LJUN fotokopian, ada juga yang langsung kerjakan di soal karena perintahnya seperti itu. Katanya lebih maju tapi ini UN malah mundur,” kata Iwan kepada Kompas.com, Rabu (17/4/2013).
“Untuk yang mengerjakan di soal ini kan kasian juga. Kenapa dia tidak diulang saja untuk memindahkan jawabannya ke LJUN yang sesuai,” jelas Iwan.
Seperti diketahui, pihak pemerintah menginstruksikan bagi sekolah yang mengalami kekurangan soal dapat menggunakan cadangan atau menggandakan naskah soal tersebut. Bagi soal yang tertukar tentu saja harus diambil soal yang benar terlebih dahulu.
“Sekarang hampir 30-40 persen di tiap sekolah kurang soal. Dari empat ruang, dua atau tiga ruang akhirnya pakai fotokopian semua,” ungkap Iwan.
Sementara kebijakan untuk mengerjakan UN langsung di naskah soal dan nanti yang akan memindahkan ke LJUN adalah panitia dinilai rawan kecurangan. Semestinya si anak sendiri yang memindahkan jawaban ke LJUN dengan didampingi beberapa pengawas.
“Atau untuk anak-anak yang bernasib seperti ini ya diberi kesempatan ulang. Termasuk yang LJUNnya robek,” ujar Iwan.
“Kalau soal yang tertukar seperti SMA jadi ada soal SMK, itu akhirnya juga fotokopi. Ini kacau sekali,” tandasnya.
sumber: kompas.com