Mahasiswa PMAT UAD Ikuti Program Kampus Mengajar Perintis (KMP) Kemendikbud
Yogya, 02/02/2021. Sebanyak 13 mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Ahmad Dahlan (FKIP UAD) terpilih mengikuti program Kampus Mengajar Perintis atau KMP yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud RI).
Program ini merupakan bentuk kepedulian mahasiswa untuk pendidikan siswa di desa maupun kota yang saat ini harus melaksanakan pembelajaran jarak jauh atau daring.
Pembimbing mahasiswa program KMP UAD, Vera Yuli Erviana, mengatakan 13 mahasiswa UAD yang terpilih diterjunkan di Ogan Komeling Ulu Timur, Pangkal Pinang, Oku Selatan, Kebumen, Biak Numfor, Bangka Barat, Ketapang, Cilacap, Pesawaran.
Berikutnya Garut, Lombok Tengah, Pangkal Pinang, Bangka. Sekolah yang dipilih di daerah tersebut merupakan sekolah dengan akreditasi B dan C, dan yang masuk dalam zona hijau selama pandemic Covid-19.
“Selama 10 minggu, kami terus berkomunikasi dengan mahasiswa. Berdiskusi untuk menyelesaikan laporan maupun mencari solusi atas permasalahan yang ada di sekolah yang ditempati mahasiswa. Alhamdulillah mahasiswa UAD memiliki bekal yang cukup serta memiliki inovasi dan kreativitas dalam mengajar,” kata Vera Jumat (29/1)
Vera Yuli menambahkan, selain mengajar siswa, mahasiswa UAD juga melatih para guru untuk mengoperasikan berbagai perangkat untuk melakukan pembelajaran jarak jauh. “Tidak semua guru bisa menggunakan perangkat-perangkat modern, apalagi guru yang sudah senior,” tambahnya.
Mamnia, mahasiswa dari program studi Pendidikan Matematika UAD yang diterjunkan menjelaskan, perbedaan pendidikan di kota dan di daerah benar-benar sangat mencolok. “Dari segi fasilitas, di sekolah yang saya tempati, tidak begitu jauh perbandingannya. Tetapi, yang menjadi pembeda adalah dari segi sumber daya manusianya,” tuturnya
Menurutnya, kesenjangan sumber daya manusia terutama guru disebabkan karena pendidikan yang belum merata. Jadi hanya beberapa sekolah saja yang menonjol.
Selama mengikuti progam KMP, Mamnia mengaku mendapat banyak pelajaran berharga. Terutama mengasah mental untuk menjadi seorang pendidik. Tantangan menjadi seorang guru bukan sekadar penguasaan materi dan sejenisnya, melainkan mental baja dan kesabaran untuk menghadapi siswa.
“Di SDN 28 Sungailiat, saya diperlakukan layaknya anak sendiri oleh para guru. Karena kebanyakan merupakan guru-guru senior. Dari merekalah justru saya banyak belajar apa yang tidak didapatkan di perkuliahan, yakni mental dan kesabaran,” ungkapnya
Kesempatan mengajar di daerah selama pandemi menjadi pengalaman yang berharga bagi Mamnia. Selain mendapat pengalaman, ia pun dapat memperluas relasi sampai ke Dinas Pendidikan dan sekolah-sekolah lainnya.
“Program KMP Kemendikbud RI, memberikan efek timbal balik yang luar biasa bagi mahasiswa, siswa, dan guru atau pendidik di sekolah. Masing-masing saling belajar, saling berbagi ilmu dari manis pahitnya pendidikan di Indonesia,” katanya. (*)