Abu Abdullah Al Battani, Sang Penemu Waktu dalam 1 Tahun
“Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang yang mengetahui.” (QS Yunus [10]: 5)
Ketepatan penghitungan al-Battani (850-932 M) dalam bidang astronomi, membuatnya berhasil menemukan perhitungan waktu dalam satu tahun yang terdiri dari 365 hari, 5 jam, 46 menit dan 24 detik.
Cendekiawan muslim di bidang astronomi dan matematika ini lebih dikenal di Barat dengan nama Albategnius. Beliau lahir di Battan, Suriah dengan nama lengkap Abu Abdullah Muhammad Ibnu Jabir Ibnu Sinan ar Raqqi al-Harrani as Sabi al-Battani.
Pemikirannya dalam bidang astronomi yang mendapat pengakuan dunia adalah penghitungan waktu bumi dalam mengelilingi pusat tata surya. Kerja kerasnya selama 42 tahun tersebut mendekati perhitungan terakhir yang dianggap lebih akurat.
Al Battani juga menentukan kemiringan ekliptik, panjangnya musim dan orbit matahari. Ia bahkan berhasil menemukan orbit bulan dan planet serta menetapkan teori baru dalam menentukan kemunculan bulan baru.
Penemuannya mengenai garis lengkung bulan dan matahari tersebut kemudian menjadi dasar bagi Dunthorne pada tahun 1749, untuk menentukan gerak akselerasi bulan.
Khalifah Harun al-Rashid membangun beberapa istana di kota Raqqa sebagai penghargaan atas sejumlah penemuan al-Battani yang kemudian mengantarkan kota ini mencapai kemakmuran dan menjadi pusat kegiatan ilmu pengetahuan.
Karya-karyanya di bidang astronomi sangat berpengaruh di Eropa hingga masa Renaisance. Salah satu bukunya yang paling terkenal, Kitab ‘al-Zij’ diterjemahkan ke dalam bahasa latin dengan judul ‘De Motu Stellarum’. Kitab inilah yang membuat Copernicus dalam bukunya ‘De Revolutuionibus Orbium Clestium’, mengungkapkan rasa hutang budinya kepada al-Battani.
sumber: detik.com